Selamat Datang Para Peziarah

Kadang jiwa kita rapuh, kadang batin kita resah, kadang nurani kita galau, lalu kita merenung sejenak, kembali ke Quran, kembali ke hadist, laluke wajah wajah tulus para ulama, para guru kita dimasalalu, kadang kita kembali bergairah menatap hidup kedepan

Selasa, 06 Juli 2010

Egois , sifat yang menutup ketenangan

Suatu kisah pengalaman seorang wali bernama Yasid Bustami. Satu hari seorang temannya datang pada Yasid Bustami untuk mengadu, “Saya telah berpuasa tiap hari dan melakukan salat setiap malam selama 30 tahun tetapi tidak juga memperoleh keringanan batin seperti yang engkau ceritakan.

Yazid Bustami pun memotong kata-kata temannya “Kalaupun engkau melakukan salat dan berpuasa selama 300 tahun, engkau pasti tidak dapat menemukannya.”

“Kenapa?” Tanya temannya.

Jawab Yazid, Sifatmu yang mementingkan diri sendiri dan serakah menjadi penghalang dan hijab antara engkau dengan Allah. Teman itu lantas bertanya, “Katakanlah padaku apakah obatnya?”

“Ada obatnya ,” kata Yasid, “Tetapi engkau tidak akan sanggup melakukannya.”

Setelah dipaksa oleh temannya. Yasid pun berkata, “Pergilah ke tukang pangkas rambut yang terdekat dan guntinglah janggutmu. Bukalah bajumu kecuali ikat pinggang yang melingkari pinggangmu. Ambillah karung yang biasa diisi makanan kuda, isilah buah kenari dan gantungkanlah karung itu di lehermu. Kemudian pergilah ke pasar sambil menangis, teriakkanlah seperti ini, “Setiap anak-anak yang memukul batang leherku akan mendapat sebiji kenari.” Selanjutnya pergilah ke pengadilan, hakim dan ahli hukum, katakanlah kepada mereka, “Selamatkanlah jiwaku.”

Teman itu berkata, “Sungguh aku tidak sanggup berbuat begitu. Berilah cara pengobatan yang lain.”

Yazid berkata, “Yang aku ceritakan tadi adalah cara pengobatan pendahuluan yang sangat perlu dilakukan untuk mengobati penyakit mu. Tapi sebagaimana yang kau katakan tadi, engkau tidak dapat disembuhkan lagi.”

Yazid Bustami seorang wali Allah yang mukasyafah dapat membaca hati (rahasia batin) temannya yang berjuang untuk nama, pangkat dan sanjungan manusia. Sebab itu Beliau perintahkan sahabat itu bermujahadah dengan nafsunya dengan cara menghina diri di pasar dan mengaku jahat di hadapan hakim. Perintah itu memang berat, tetapi bagi Yazid tidak ada jalan lain lagi. Itulah cara mujahadatunafsi yang mesti dilakukan oleh orang itu.
Terakhir Diperbaharui ( Selasa, 5 Juli 2010 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar